• Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    terkini

    Iklan

    Perbedaan Cara Taubat berbuat Dosa terhadap Tuhan Dan Terhadap sesama Manusia

    Sunday, July 24, 2022, July 24, 2022 WIB Last Updated 2022-07-24T06:25:12Z
    Tata cara taubat yang paling sering di anjurkan oleh Para Ustadz di antaranya mengerjakan sholat taubat sebagai upaya menunjukan kesungguhan kita dalam bertaubat 
    Bertaubat artinya kembali kepada jalan yang lurus, jalan yang diperintah Allah SWT
    setelah sebelumnya berbuat hal yang di larang Allah atau lebih dikenal dengan maksiat
    Tata cara shalat taubat ini akan satria  bahas dalam artikel yang lainnya
    Kita kembali kepada perbedaan
    Perbedaan taubat


    Sebagaimana keterangan dalam kitab Riyadu al-Shalihin karya syaikh al-Islam Abi Zakariya Yahya bin Syarof an-Nawawi atau populer dengan sebutan Imam Nawawi. Para ulama’ mengatakan " Taubat hukumnya wajib bagi tiap individu dari setiap kesalahan, kelalaian, kesembronoan dan lain-lain yang mengandung dosa (ma’shiyyat)" .

    Apabila dosa yang di lakukan tersebut berhubungan antara Hamba dan Penciptanya tidak terhubung dengan manusia (haqq al-adami) semisal tidak sholat maka cara taubatnya harus memenuhi 3  syarat:

    1. Berhenti dan meninggalkan dosa (ma’shiyyat) 
    Sesegera mungkin berhenti dan tinggalkan perbuatan yang melanggar tersebut jangan di tunda-tunda apalagi sampai punya niatan nanti setelah usia tua baru mau taubat, sebaiknya lakukan secepatnya karena usia atau umur tidak ada yang tahu berakhir sampai kapan

    2. Menyesal atas perbuatan dosanya

    Menyesal disini tentu adalah perbuatan hati yang menyadari bahwa tindakannya ada sebuah Dosa yang harus di tinggalkan , dengan demikian perasaan ini akan membentengi diri untuk tidak mengulangi kembali perbuatannya.

    3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa lagi.

    Setelah berhenti dan menyesali bahwa perbuatannya adalah hal yang di larang maka untuk meneguhkannya ia harus betekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi kembali
    Adakalanya seseorang yang berbuat dosa kerap kembali mengulangi hal yang sama di karenakan tekad dalam hatinya tidak terlalu kuat sehingga di saat ada kesempatan ia cendrung mengulanginya kembali
    Dan tekad yang kuat pula sangat di perlukan untuk contoh kasus seperti yang mengakibatkan kecanduan misalkan minum minuman tentu di butuhkan bukan hanya sekedar berhenti akan tetapi tekadnya untuk tidak kembali dengan menjalani terapi  sebagai bentuk dari keseriusan bertaubat

    Ketiga syarat tersebut harus di jalankan agar menjadi petunjuk di terimanya taubat kita, karena jika tidak di penuhi cukup salah satu saja yang di langgar maka kategori taubat tersebut tidak memenuhi syarat yang berakibat tidak di terimanya taubat kita
    Dalam pandangan manusia pun mungkin akan di kenal taubat kambuhan ( sebentar taubat sebentar maksiat)

    Adapun jika dosa yang di lakukan  tersebut  berhubungan dengan sesama anak adam (haqqul al-adami),  semisal mencuri barang orang lain, maka cara melaksanakan taubatnya ada 4 syarat, yaitu tiga syarat di atas dan ditambah satu syarat lagi:

    1. Berhenti dan meninggalkan dosa (ma’shiyyat)
    2. Menyesal atas perbuatan dosanya
    3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa lagi
    4. Meminta maaf terhadap orang yang kita dzalimi, mengembalikan harta yang mungkin pernah kita ambil dengan cara tidak halal, atau meminta dihalalkan jika kita tidak mampu mengembalikannya.

    Banyak sekali dalil-dalil al-Qur’an ataupun al-Hadits Rasulullah saw tentang perintah dan keutamaan bertaubat di antaranya:

    Firman Allah swt:

    وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

    Artinya: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus ) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat”. (Q.S. Huud : 3)

    Dan juga dalam Firman Allah swt:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

    artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Tahriim : 8)

    Sabda Rasulullah saw antara lain:

    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

    Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah swt, sesungguhnya aku bertaubat setiap hari seratus kali” (HR. Muslim)

    Sehingga akan sangat panjang jika di uraikan satu persatu namun dalam inti artikel ini kita akan mengetahui perbedaan cara taubat dari maksiat yang berhubungan dengan Allah SWT langsung sebenarnya lebih mudah berkat sipat Rahman Rahimnya
    Sipat kasih sayngnya terhadap mahluk
    berbeda dengan taubat yang berhubungan dengan manusia harus ada proses islah terlebih dahulu antar sesama.

    Inilah yang sangat berat sehingga di upayakan agar kita selalu berbuat kebaikan dengan sesama manusia agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari 

    Wallahu A'lamu bil Shawab

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Perbedaan Cara Taubat berbuat Dosa terhadap Tuhan Dan Terhadap sesama Manusia

    No comments:

    Post a Comment

    Terkini

    Topik Populer

    Iklan

    Close x