Kesendirian itu menyakitkan
Sendiri dan mandiri adalah kata yang di ulang-ulang di saat aku belajar bersihin ingus tapi percayalah ada tafsir yang salah di situ
Bertahun-tahun aku di pahat dalam kesendirian dari mulai belajar kerja sampai berwirausaha tetap menyisakan kesedihan setelah pernikahan pun sejatinya aku sendiri di negri orang.
urang Sunda berkata lieuk dengeun- Liuek dengeun
Melihat kiri kanan semua orang lain
bukan saudara atau teman.
Mengatasinya dengan membangun pertemanan tapi kemudian berakhir perpisahan
Ada yang pisah karna tempat, ada yang karna alasan pekerjaan
Dan akhirnya Kembali dalam kesendirian
Lagu dewa 19 yang di bawakan once yang dulu aku lantunkan dengan penuh penghayatan
Yang aku banggakan untuk meminang kata cinta
Yang aku buktikan dalam lipatan kertas bertanda hati untuk cinta remaja ku
Kini menjadi kutukan dalam narasi sendiri di tengah keramaian
Kusaksikan pula seorang teman amat kehilangan pasangan yang kisah nya saja sanggup meneteskan air mata
Padahal seingatku dia teman yang periang.
Kesendirian ini sanggup melemparkan ingatan ku
Teringat bermain prosotan walau bokong terasa panas
Teringat riangnya menemukan biji muncang walau rebutan sesama teman di sertai cacian kotor
Sambil berlari mendekap biji muncang
Melukis daya khayal masa lalu yang kadang menciptakan kerinduan pertemuan
Tak heran lah kenapa Nabi Adam meminta Siti Hawa untuk mendampingi
Semua keindahan lenyap dengan kesendirian
Aku bersyukur aku hanya sedang merasa
Tidak benar -benar kehilangan
Hanya berupa gangguan motivasi dari akibat begadang dan masuk angin
No comments:
Post a Comment