• Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    terkini

    Baby blues Perubahan psikologis Pasca Melahirkan

    Friday, May 26, 2023, May 26, 2023 WIB Last Updated 2023-05-26T12:49:28Z
    Proses kelahiran yang berjalan lancar adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang perempuan. Namun, setelah melahirkan, perempuan tersebut akan memasuki peran baru yang tak kalah penting, yaitu menjadi seorang ibu.
    Baby blues sindrom


    Andini Dwi Arumsari, seorang dosen Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), menjelaskan bahwa terdapat banyak perubahan yang dialami oleh perempuan baik secara fisik maupun psikologis setelah melahirkan.

    "Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya penyesuaian dengan pola kehidupan anak. Misalnya, ibu seringkali mengalami perubahan pola tidur karena sering terbangun di malam hari. Ada juga perubahan fisik seperti bengkaknya kaki, membesarnya perut, dan penambahan berat badan," jelas Andini pada Kamis (18/8/22).

    Selain itu, Andini menambahkan bahwa beberapa ibu juga mengalami perubahan psikologis yang dapat menyebabkan stres karena merasa belum siap menghadapi kehidupan yang baru. Keadaan ini dikenal dengan istilah baby blues syndrome.

    Baby blues syndrome adalah suatu kondisi sedih atau murung yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Biasanya, baby blues syndrome muncul dalam jangka waktu dua hari hingga tiga minggu setelah kelahiran bayi. Sindrom ini juga merupakan bentuk gangguan ringan yang sering terjadi dalam minggu pertama setelah persalinan dan berlangsung hingga 14 hari setelahnya.

    Lebih lanjut, Andini menjelaskan bahwa saat mengalami baby blues syndrome, seorang ibu akan merasa cemas tanpa alasan yang jelas, mudah tersinggung, tiba-tiba menangis tanpa sebab, kehilangan kesabaran, kurang percaya diri dalam peran sebagai ibu, menjadi sensitif, dan merasa khawatir terhadap kondisi bayi.

    "Anda juga perlu mewaspadai gejala lain terkait baby blues syndrome, seperti kesulitan tidur, penurunan nafsu makan, kurangnya perhatian terhadap anak, dan ketakutan untuk menyentuh bayi," tambahnya.

    Andini juga menekankan bahwa jika gejala-gejala ini tidak ditangani dengan baik, dapat menjadi tanda adanya gangguan depresi yang lebih serius. Hal ini dapat berdampak negatif pada ibu itu sendiri, perkembangan anak, hubungan pernikahan, dan hubungan dengan seluruh anggota keluarga.

    "Salah satu alasan mengapa seorang ibu mengalami baby blues syndrome adalah kurangnya dukungan sosial, baik dalam bentuk dukungan emosional dari keluarga inti maupun dari lingkungan sekitar," katanya.

    Pada akhir penjelasannya, Andini menegaskan bahwa peran suami dan keluarga sangat penting bagi ibu yang baru melahirkan. Mereka memiliki peran yang signifikan dalam mencegah terjadinya baby blues syndrome dan mengurangi dampak negatif lainnya yang mungkin timbul.

    Suami dan keluarga memiliki tanggung jawab penting dalam membantu ibu yang baru melahirkan. Dukungan mereka dapat menjadi kunci untuk mencegah terjadinya baby blues syndrome dan mengurangi gejala-gejala negatif yang mungkin timbul.

    Dalam menjalankan peran ini, suami dapat memberikan dukungan emosional kepada istri dengan mendengarkan perasaan dan kekhawatirannya. Ia juga dapat membantu meringankan beban tugas rumah tangga, seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah, atau mengurus bayi agar ibu dapat beristirahat dengan cukup. Melibatkan suami dalam perawatan bayi juga dapat memperkuat ikatan keluarga dan membantu ibu merasa lebih tenang dan percaya diri dalam perannya sebagai seorang ibu.

    Selain suami, keluarga lainnya juga dapat memberikan dukungan yang berarti. Mereka dapat membantu dalam hal perawatan bayi, memberikan nasihat yang berguna, atau bahkan hanya menyediakan waktu untuk mendengarkan dan berbicara dengan ibu. Keberadaan keluarga yang peduli dan mendukung dapat memberikan rasa aman dan memperkuat ikatan emosional, sehingga membantu ibu mengatasi perasaan cemas dan stres yang mungkin muncul.

    Selain dukungan sosial, menjaga kesehatan fisik dan mental ibu juga sangat penting. Ibu perlu memberikan waktu untuk beristirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan menjaga pola tidur yang teratur. Olahraga ringan seperti berjalan-jalan juga dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Mengajak ibu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial juga dapat membantu mengurangi rasa isolasi dan meningkatkan kesejahteraan mental.

    Jika ibu mengalami baby blues syndrome yang lebih parah atau gejala depresi yang persisten, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis terlatih untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai. Terapi kognitif perilaku atau pengobatan dengan obat-obatan tertentu mungkin diperlukan untuk membantu ibu pulih dari depresi pasca-melahirkan.

    Dalam kesimpulan, melahirkan merupakan momen yang luar biasa dalam kehidupan seorang perempuan. Namun, perubahan yang terjadi setelah melahirkan dapat menimbulkan tantangan dan perasaan yang kompleks. Baby blues syndrome adalah kondisi umum yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, tetapi dengan dukungan sosial yang adekuat dari suami, keluarga, dan perawatan hu yang tepat, ibu dapat mengatasi perasaan negatif dan menjalani peran barunya sebagai seorang ibu dengan lebih baik. Penting bagi kita semua untuk memahami dan mendukung ibu yang sedang menghadapi perubahan ini, sehingga mereka dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam menjalani peran sebagai seorang ibu.
    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Baby blues Perubahan psikologis Pasca Melahirkan

    No comments:

    Post a Comment

    Terkini

    Topik Populer

    Iklan

    Close x